Ruteng–PGSD UNIKA Santu Paulus Ruteng. Mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup SD yang diajarkan pada semester ganjil bagi mahasiswa PGSD tahun angkatan 2019 mencakup pembahasan tentang pengertian Pendidikan Lingkungan, Ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan, Lingkungan sebagai sumber, sarana, dan sasaran belajar serta berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di Sekolah Dasar. Perkuliahan dilaksanakan dengan pendekatan konstruktivis, pendekatan lingkungan, pendekatan STS, dan pendekatan Terpadu dengan metode yang digunakan: seperti metode Simulasi, metode tanya Jawab, dan metode pemberian tugas.
Pada pelaksanaanya, para dosen pengampu mata kuliah ini juga memberi ruang bagi mahasiswa untuk melakukan project akhir sebagai luaran mata kuliah ini sesuai dengan capaian pembelajaran mata kuliah. Pada konteks ini, berbasis pendekatan lingkungan, project akhir yang dituntut dari mahasiswa adalah project yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dalam menjaga dan merawat lingkungan. Elisabeth Irma Novianti Davidi, M.Pd selaku salah satu dosen pengampu mata kuliah PLH SD di Prodi PGSD Universitas Katolik Indonesia Santo Paulus Ruteng, turut mengambil bagian dalam menggagas project akhir mata kuliah dengan mengangakat topik project Ecoprinting, pada pertemuan akhir mata kuliah PLH.
“Tugas akhir mata kuliah mahasiswa PGSD 2019 C dan D semester ini adalah Ecoprinting. Ecoprinting adalah seni printing dengan memafaatkan bahan baku printing atau pewarnanya dari bahan alami sampah dedaunan yang tersedia di lingkungan sekitar. Diharapkan ide project Ecoprinting ini bisa jadi inspirasi mahasiswa/i kami untuk dapat menerapkannya di sekolah-sekolah dasar tempat mengabdi mereka kelak. Ini bagian dari green project dan juga bagian dari kampanye peduli lingkungan, dengan memanfaatkan bahan ramah lingkungan sebagai pewarna alami, alih-alih menggunakan pewarna tekstil berbahan kimia yang sarat polutan, “ jelas bu Irma.
Pada pelaksanaannya, Senin, 12 Desember 2022 di ruangan Eduardus 4, project Ecoprinting yang dibuat oleh mahaisswa/i menggunakan teknik Pounding (memukul). Teknik ini lebih mudah untuk dilakukan di kelas oleh mahasiswa. Nampak dengan jelas, bahwa mahasiswa/i sangat antusias untuk menyelesaikan project Ecoprinting ini dengan sebaik-baiknya. Terdapat enam kelompok dengan masing-masing bahan yang disiapkan mandiri oleh mereka, seperti kain katun putih, palstik bening, ragam jenis sampah daun dan pemukul untuk poundhing.
“Terdapat enam (6) kelompok di kelas ini, Masing-masing kelompok menyiapkan bahannya sendiri. Mereka juga bebas berkreasi membentuk pola printing dari dedaunan yang ditempatkan di atas kain katun, lalu dipukul/ditumbuk sampai sari-sar warnanya keluar dan menempel di kain tersebut. Pola printing yang dihasilkan beragam tergantung pola awal yang mereka atur di kain katunnya. Kali ini, mereka pakai teknik Poundhing. Meskipun ada juga teknik Steem atau mengukus, tetapi kayaknya lebih susah kalau dibuat di kelas saat ini,” tambah Irma.
Project akhir mata kuliah PLH SD ini disambut baik dan antusias oleh mahasiswa/i PGSD 2019 C . Beberapa dari mereka juga berinisiatif akan menyelesaikan tahapan akhir dari proses poundhing ini secepatnya, agar mereka segera dapat menggunakan product Ecoprinting ini untuk bahan tas, dompet atau bahkan untuk bahan baju hadiah Natal. Diketahui, bahwa proses membersihkan dan menjaga kadar warna kain harus dilakukan dengan merendam kain yang sudah dicetak tersebut pada larutan air tawas. Hal ini disepakati dilakukan di rumah atau kos-kosan mereka masing-masing.
Irma selaku dosen pengampu mata kuliah PLH SD berharap para mahasiswa semakin kreatif lagi menggagas project-project kreatif yang memuat konten pendidikan Lingkungan Hidup di sekolah dasar, meskipun konten PLH di SD bukan mata pelajaran khusus, namun tersirat/terintegrasi dalam berbagai disiplin ilmu eksata dan sosial. Dengan sedini mungkin mengenalkan konsep pendidikan Lingkungan Hidup pada jenjang Sekolah Dasar, akan memungkinkan lebih optimalnya tumbuh kepekaan dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Para guru SD diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi dan role model utama dalam spirit menjaga dan merawat lingkungan ini.
Kontributor: IDP